dcsimg
Image of Kenaf
Creatures » » Plants » » Dicotyledons » » Mallows »

Kenaf

Hibiscus cannabinus L.

Yute jawa ( Indonesian )

provided by wikipedia ID

Yute jawa (Hibiscus cannabinus), atau yang dikenal pula dengan nama rami jawa,[2] dan dalam bahasa Persia sebagai kenaf,[3] adalah tanaman dari famili Malvaceae. Kenaf merupakan tanaman yang menghasilkan serat mirip dengan yute, dan juga rosela. Dibudidayakan di Indonesia. Pada tahun 1978, ada ISKARA (Intensifikasi serat karung rakyat), yang lewat program itu, yute jawa mulai dikenal masyarakat.[4] Tapi, manakala kita tinjau lebih jauh lagi, ini tumbuhan telah dikenali sejak zaman Hindia Belanda, sebagaimana keterangan Karel Heyne (1917; III:196-98), sebagai tumbuhan ekonomi atau tumbuhan bernilai ekonomi.[5]

Deskripsi

 src=
Batang kenaf kering

Yute jawa adalah tumbuhan semak, tumbuhan setahun, yang bertinggi mencapai 3 meter. Batangnya tak bercabang, sebagian besar gundul, dan sebagian berduri tempel. Batang pipih, silindris, pada tanaman budidaya tidak bercabang dan gundul, pigmentasi seluruhnya hijau, hijau dengan merah atau ungu ataupun seluruhnya merah, kadang separo dibawah hijau dan separo diatas berpigmentasi. Daun berseling, stipula filiform, panjang 5–8 mm, berambut, panjang tangkai daun 3–30 cm, pada bagian adaksial berambut rata dan pada bagian abaksial berbulu tegak, berwarna hijau hingga merah.[2] Daunnya berbentuk jantung[3] (dan sebagian sumber menyebut bundar-panjang[6]) dan bagian atas daunan berbentuk menjari dan mendalam. Bunganya muncul dari ketiak daun, tangkainya pendek, kuning atau merah-keunguan di bagian tengah. Buahnya agak bulat, kasar, dan panjangnya 1–2 cm. Biji bentuk ginjal hingga triangular dengan sudut runcing, 3–4 mm x 2–3 mm, berwarna keabuan atau coklat-hitam dengan titik kuning menyala.[2][3]

Penyebaran & habitat

Yute jawa ini telah lama dikenal di Indonesia, dan India. Sekarang ini, banyak didapati dan tersebar luas di wilayah tropis. Tempat asalnya diduga dari Afrika tropis, sungguhpun banyak kerabat liarnya di Asia. Tumbuhan ini mempunyai perkebunan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Aceh.[3] Menurut Heyne, tumbuhan ini ada di Afrika, dan kemudian dibawa orang-orang Inggris ke India. Lebih tepatnya, ke Madras, dan Bombay. Dikatakan olehnya dlm bukung "De nuttige"nya, bahwa tumbuhan ini banyak berada di sana.[5]

Dalam sumber lain disebut bahwa tumbuhan ini asli Afrika, dan di negara-negara Sahara, ia dipergunakan sebagai tanaman sayuran dan serat. Diduga Angola merupakan rumah asal tumbuhan ini. Wilayah India penghasil kenaf terbesar ada di Andhra Pradesh dan Tamil Nadu. Kenaf diintroduksi ke Indonesia dari India pada tahun 1904. Program budidaya Kenaf secara ekstensif dimulai pada tahun 1920-an di daerah Kaukasus, Uni Soviet; dan dari sana diintroduksikan ke China pada tahun 1935. Produksi yute jawa juga dimulai setelah tahun 1945, misalnya di Amerika Serikat, Kuba dan Amerika Selatan. Sekarang Kenaf telah menyebar luas di daerah tropik dan subtropik, sebagai tanaman serat. Di Malesia juga ditanam tetapi tidak pernah tumbuh liar.[2]

Pemanfaatan, dan penanaman

Serat kenaf dapat ditemukan pada kulit kayu dan inti kayu. Kulit kayu menyumbang 40% massa batang tanaman, memiliki dinding sel yang tebal (6.3 µm), lebih tebal dibandingkan dingin sel inti batang yang hanya 3 µm.[7] Serat yang dihasilkan oleh dari kulit batangnya digunakan untuk membuat karung goni atau untuk tali-temali. Seratnya memamng kelihatan lemas, cuma saja teksturnya kuat lagi mengkilat. Selain seratnya, bijinya menghasilkan minyak berwarna kuning yang dipergunakan sebagai bahan untuk membuat cat. Ampasnya dipergunakan sebagai makanan ternak, sedang daunnya digunakan untuk obat tradisional.[3]

Penggunaan serat kenaf yang paling utama adalah tali, pakaian, dan kertas. Selain itu, kenaf juga dijadikan kayu rekayasa,[8] insulasi bangunan, campuran media tanam, mulsa, bahan pengemasan, dan bahan penyerap minyak dan cairan. Di Amerika Serikat, kenaf dibudidayakan terutama untuk dijadikan lantai kandang dan pakan hewan ternak.

Oleh Ford, kenaf dijadikan bahan pembuat pintu mobil bagian dalam pada kendaraan model Ford Escape.[9] Penggunaan kenaf pada pintu kendaraan mengurangi massa pintu hingga 25%, sehingga berpotensi menghemat penggunaan bahan bakar.

Minyak biji kenaf

Biji kenaf menghasilkan minyak nabati yang dapat digunakan untuk kosmetika, pelumas industri, dan produksi biofuel. Minyak biji kenaf mengandung asam lemak tak jenuh ganda, terutama asam linoleat, yang diketahui memiliki efek positif bagi kesehatan manusia.

Kertas kenaf

Kenaf dapat digunakan untuk membuat kertas dari pulp dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas dari kayu. Kenaf memiliki berbagai manfaat lingkungan dalam menghasilkan kertas, dan merupakan salah satu dari 500 tanaman non-pohon untuk menghasilkan kertas bebas pohon oleh USDA. International Paper Company telah menghasilkan kertas koran yang disupali ke enam perusahaan surat kabar sejak tahun 1970.

Kertas yang terbuat dari kenaf diketahui memiliki kualitas yang lebih baik dari kertas yang dibuat dari kayu pinus, dan lebih ramah lingkungan. Karena serat kenaf lebih putih secara alami, maka penggunaan bahan pemutih pada industri kertas dan pulp menjadi berkurang, sehingga mengurangi limbah industri. Selain itu, kandungan lignin pada kenaf jauh lebih rendah dibandingkan kayu biasa, sehingga energi yang digunakan untuk memproduksi pulp dari kenaf lebih rendah dibandingkan pulp dari kayu.[10]

1-ekar (4000 m2) tanaman kenaf dapat menghasilkan 5 hingga 8 ton serat per satu musim tanam, dibandingkan dengan penanaman pohon berkayu pada luasan yang sama hanya menghasilkan serat sebanyak 1.5 hingga 3.5 ton per tahun. Sedangkan kenaf dapat memiliki dua musim tanam dalam setahun.[11]

Novel pertama yang dibuat dari 100% serat kenaf adalah novel The Land of Debris and the Home of Alfredo oleh Kenn Amdahl (1997, Clearwater Publishing Company).

Kenaf diketahui sebagai tanaman tangguh yang mampu tumbuh di lahan miskin nutrisi dan memiliki sedikit hama, sehingga tidak membutuhkan pupuk dan pestisida yang banyak.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Hibiscus cannabinus L". The Plants List. Diakses tanggal 11 September 2014.
  2. ^ a b c d "Hibiscus cannabinus". Prohati. Diakses tanggal 11 September 2014.
  3. ^ a b c d e Sastrpradja, Setijati; Danimihardja, Sarkat; Soejono, Roekmini; Soetjipto, Niniek Woelijarni; Prana, Made Sri (1981). Tanaman Industri. 10:122 – 123. Jakarta:LBN - LIPI bekerjasama dengan Balai Pustaka.
  4. ^ "MENGENAL TANAMAN KENAF (Hibiscus cannabinus L.) DAN BAHAN TANAMNYA". Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Diakses tanggal 27 September 2014.
  5. ^ a b Heyne, K. (1917). De nuttige planten van Nederlandsch-Indië. 3:196 – 98. Batavia:Ruygrok & Co.
  6. ^ "Hibiscus cannabinus". hort.purdue.edu. Diakses tanggal 27 September 2014.
  7. ^ Nanko, Hirko (2005). The World of Market Pulp. Appleton, WI, USA: WOMP, LLC. hlm. 258. ISBN 0-615-13013-5. Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
  8. ^ Ronaldi, Rio (2004). Pemanfaatan Inti Kenaf (Hibiscus cannabinus. L) Sebagai Bahan Pembuatan Papan Partikel, sebuah skripsi. Repository IPB.
  9. ^ [1]
  10. ^ www.treehugger.com
  11. ^ usda kenaf uses

Pranala luar

license
cc-by-sa-3.0
copyright
Penulis dan editor Wikipedia
original
visit source
partner site
wikipedia ID

Yute jawa: Brief Summary ( Indonesian )

provided by wikipedia ID

Yute jawa (Hibiscus cannabinus), atau yang dikenal pula dengan nama rami jawa, dan dalam bahasa Persia sebagai kenaf, adalah tanaman dari famili Malvaceae. Kenaf merupakan tanaman yang menghasilkan serat mirip dengan yute, dan juga rosela. Dibudidayakan di Indonesia. Pada tahun 1978, ada ISKARA (Intensifikasi serat karung rakyat), yang lewat program itu, yute jawa mulai dikenal masyarakat. Tapi, manakala kita tinjau lebih jauh lagi, ini tumbuhan telah dikenali sejak zaman Hindia Belanda, sebagaimana keterangan Karel Heyne (1917; III:196-98), sebagai tumbuhan ekonomi atau tumbuhan bernilai ekonomi.

license
cc-by-sa-3.0
copyright
Penulis dan editor Wikipedia
original
visit source
partner site
wikipedia ID