Heritiera ist eine Pflanzengattung in der Unterfamilie der Sterkuliengewächse (Sterculioideae) innerhalb der Familie der Malvengewächse (Malvaceae). Die etwa 35 Arten gedeihen in tropischen Gebieten von Asien, Afrika und Australasien. Von einigen Arten wird das Holz genutzt.[1]
Heritiera-Arten sind Bäume oder Sträucher. Ältere Bäume besitzen meist Brettwurzeln. Die oberirdischen Pflanzenteile sind meist mit sternförmigen Haaren (Trichome) bedeckt. Die wechselständig angeordneten Laubblätter sind meist gestielt und besitzen eine einfache oder fiedrig geteilte bis zusammengesetzte Blattspreite. Meist befinden sich an der Basis des Blattstiele früh abfallende Nebenblätter.
In seitenständigen, zymösen oder rispigen Blütenständen stehen viele Blüten zusammen. Die meist eingeschlechtigen Blüten sind radiärsymmetrisch und fünfzählig. Die vier bis sechs Kelchblätter sind glocken- oder krugförmig verwachsen. Es sind keine Kronblätter vorhanden. In ein oder zwei Kreisen stehen 4 bis 15 verwachsenen Staubblätter. In den weiblichen sind drei bis fünf zusammenhängende Fruchtblätter und Staminodien vorhanden. Jedes Fruchtblatt besitzt nur eine Samenanlage. Der sehr kurze Griffel endet in einer sehr kleinen Narbe.
Die holzige oder ledrige Frucht besitzt Kanten und öffnet sich bei Reife nicht. Die Samen besitzen kein Endosperm.
Die Gattung Heritiera wurde 1789 mit der Typusart Heritiera littoralis Aiton durch William Aiton in Hortus Kewensis; or, a catalogue ..., 3, S. 546–547 aufgestellt.[2] Der Gattungsname Heritiera ehrt den französischen Botaniker Charles Louis L’Héritier de Brutelle (1746–1800). Synonyme für Heritiera Aiton sind: Argyrodendron F.Muell., Tarrietia Blume, Sutherlandia J.F.Gmelin 1792 non R.Br. 1812.[3]
Es gibt etwa 35 Heritiera-Arten. Hier eine Artenauswahl:[3]
Die Mangrovepflanze Heritiera littoralis:
Heritiera ist eine Pflanzengattung in der Unterfamilie der Sterkuliengewächse (Sterculioideae) innerhalb der Familie der Malvengewächse (Malvaceae). Die etwa 35 Arten gedeihen in tropischen Gebieten von Asien, Afrika und Australasien. Von einigen Arten wird das Holz genutzt.
Heritiera is a genus of flowering plants in the family Malvaceae, subfamily Sterculioideae. They are most dominant tropical forest trees in several areas in eastern Africa and India to the Pacific. Some are mangroves. Several are valuable for their timber and are over-exploited.[2]
The Catalogue of Life lists:[3]
Heritiera is a genus of flowering plants in the family Malvaceae, subfamily Sterculioideae. They are most dominant tropical forest trees in several areas in eastern Africa and India to the Pacific. Some are mangroves. Several are valuable for their timber and are over-exploited.
Heritiero ( Heritiera ) estas genro de angiospermoj en la familio de la malvacoj. La genro estas disvastigita en la tropikaj regionoj de Azio, Afriko kaj Aŭstralazio. Pri kelkaj specioj oni uzas la lignon.
Heritieraj specioj estas arboj aŭ arbedoj. Pli maljunaj arboj plejofte havas apogilradikojn. La supergrundaj plantopartoj plejofte estas kovritaj de stelformaj haroj ( triĥomoj ). La alterne aranĝitaj folioj plejofte havas petiolon kaj estas simplaj aŭ kunmetitaj. Ĉe la bazo de la petiolo plejofte troviĝas fru-defalantaj stipuloj.
En unuaksaj cumoj aŭ panikloj, multaj floroj kunstaras. La plejofte unuseksaj floroj estas radiuse simetriaj kaj la diferencaj florpartoj kvinopaj. La kvar al ses petaloj estas sonorilo- aŭ kruĉoforme kunfandiĝitaj. Ne ĉeestas sepaloj. Ĉe la masklaj infloreskoj la androginoforoj estas mallongaj. Unu- aŭ duronde staras 4 al 15 stamenoj. En la femalaj floraroj troviĝas tri al kvin interligitaj karpeloj kaj staminodioj. Ĉiu karpelo posedas nur unu ovolon. La tre mallonga stiluso finiĝas en tre malgrandan stigmon.
La ligneca aŭ ledeca frukto estas eĝa kaj ne malfermiĝas je matureco. La semoj ne havas endospermon.
La genro heritiero estis priskribita en 1789 helpe de la tipo Heritiera littoralis Aiton far William Aiton en Hortus Kewensis; aŭ, katalogo ..., 3, p.546-547. La genronomo Heritiera honoras la francan botanikiston Charles Louis L'Héritier de Brutelle (1746–1800). Sinonimoj por Heritiera Aiton estas: Argyrodendron F.Muell., Tarrietia Blume, Sutherlandia J.F.Gmelin 1792 not R.Br. 1812.
Estas proksimume 35 da heritiero-specioj. Ĉi sube specio-elekto :
Heritiero ( Heritiera ) estas genro de angiospermoj en la familio de la malvacoj. La genro estas disvastigita en la tropikaj regionoj de Azio, Afriko kaj Aŭstralazio. Pri kelkaj specioj oni uzas la lignon.
Heritiera es un género de plantas de la subfamilia Sterculioideae dentro de la familia Malvaceae. Es originario de Madagascar y contiene 60 especies. Fue descrito por William Aiton y publicado en Hortus Kewensis; or, a catalogue . . . 3: 546-547, en el año 1789. La especie tipo es Heritiera littoralis Aiton.[2]
Heritiera es un género de plantas de la subfamilia Sterculioideae dentro de la familia Malvaceae. Es originario de Madagascar y contiene 60 especies. Fue descrito por William Aiton y publicado en Hortus Kewensis; or, a catalogue . . . 3: 546-547, en el año 1789. La especie tipo es Heritiera littoralis Aiton.
Heritiera est un genre de plantes à fleurs de la famille Malvaceae.
Selon Catalogue of Life (3 mars 2015)[2] :
Heritiera est un genre de plantes à fleurs de la famille Malvaceae.
Heritiera adalah nama marga pepohonan penghasil kayu, tergolong ke dalam suku kapas-kapasan (Malvaceae). Marga ini menghasilkan dua jenis kayu yang keras dan berat, yang diperdagangkan sebagai kayu dungun, dan yang sedikit lebih ringan yang dikenal sebagai kayu mengkulang.[3] Nama marga ini diambilkan dari nama seorang ahli botani bangsa Prancis dari abad-18, Charles Louis L'Héritier de Brutelle[4].
Dungun[5] dikenal pula dengan sebutan yang lain seperti dungon (Mly.); dungon atau dungon late (Fil.); duhun, ngonkai-thale (Thai); kanazo, pinle-kanazo (Burma). Sedangkan nama-nama lain mengkulang, di antaranya, palapi atau teraling[6] (Ind.); kembang (Mal., Brunei); lumbayau (Fil.); hao (Laos); kanazo (Burma).[3]
Pohon, dengan perawakan sedang hingga besar, mencapai tinggi 50 m. Batang biasanya lurus dan tinggi, gemangnya hingga 100(-135) cm dan batang bebas cabang mencapai 20 m; kecuali pada H. littoralis yang sering kerdil dan bercabang rendah. Banir berkembang baik, rendah atau tinggi, dan biasanya tipis. Pepagan keabu-abuan hingga kemerahan-cokelat, memecah dangkal dan bersisik atau berbintik-bintik; pepagan dalam merah muda hingga merah, berlembaran.[3][4]
Ranting-ranting biasanya ramping dan membulat, biasanya dengan tonjolan parut luka bekas daun, sering dengan bintil rambut-rambut yang memberkas atau membintang dan bersisik. Sisi bawah daun dan bagian-bagian yang muda tertutupi oleh sisik-sisik yang rapat atau renggang. Daun-daun tersusun dalam spiral, tunggal atau majemuk menjari beranak daun 2-banyak; tangkai daun menggembung di kedua ujungnya; pertulangan daun sekunder menonjol di sisi bawah, pertulangan tersier berpola serupa tangga.[4]
Perbungaan dalam malai di ketiak; berambut banyak atau sedikit di pangkal, bersisik setidaknya dekat ujungnya. Bunga berkelamin satu, sangat kecil; kelopak kurang lebih bentuk lonceng, bertaju 4-5(-6); mahkota tidak ada. Buah geluk bentuk elipsoid (menjorong) atau bulat, tidak memecah, dengan dinding dalam mengayu, dan rigi memanjang di bagian luar yang acap membesar membentuk sayap (buah samara).[4]
Heritiera terdiri dari sekitar 35 spesies, yang menyebar luas mulai dari kawasan Afrika tropis (2 spesies); Asia selatan (India) ke timur hingga Nugini; Australia tropis (3 spesies); dan Mikronesia (1 spesies). Pusat persebaran marga ini adalah Kawasan Malesia, dengan kekayaan hingga 20 spesies. Jenis-jenisnya ditemukan mulai dari ekosistem hutan bakau, hutan rawa air tawar, hingga ke hutan hujan dataran rendah di wilayah pedalaman hingga ketinggian sekitar 600 m dpl.[3]
Buah dungun kecil (H. littoralis) yang hidup di wilayah mangrove dipencarkan dengan bantuan aliran air (hidrokori). Sementara jenis-jenis seperti galumpit (H. javanica) dan teraling (H. simplicifolia) yang buahnya bersayap, pemencarannya dibantu oleh angin (anemokori).[3]
Jenis H. percoriacea menyebar terbatas (endemik) di Jawa; sejauh ini keberadaannya hanya diketahui pada Taman Nasional Ujung Kulon di Pandeglang, dan Cagar Alam Sukawayana di dekat Palabuhanratu, Sukabumi. IUCN menetapkan status populasinya sebagai Terancam (Endangered).[7]
Jenis-jenis Heritiera terutama dikenal karena menghasilkan kayu yang bermutu baik, yang dalam perdagangan digolongkan ke dalam kayu dungun dan kayu mengkulang. Pepagan dungun kecil menghasilkan tanin; sementara akarnya digunakan untuk meracun ikan atau sebagai pestisida alami.[3]
Kayu dungun adalah kayu yang keras, kuat dan berat; kerapatannya berkisar antara 830-1.040 kg/m³ pada kadar air 15%. Kayu terasnya berwarna gelap, cokelat, cokelat tua, kadang-kadang dengan noda keunguan; sertanya bertautan dan teksturnya cenderung halus. Kayu ini memiliki nilai penyusutan yang relatif tinggi; dari keadaan basah hingga kadar air 15%, kayu dungun menyusut sebanyak 2% pada arah radial dan 4,5% pada arah tangensial. Ia pun relatif sukar dikeringkan, dengan cacat yang kerap terjadi berupa pecah ujung dan retak permukaan. Kandungan silika yang tinggi dalam kayunya menjadikannya sukar dikerjakan karena lekas menumpulkan gergaji dan alat-alat lain; akan tetapi kayu dungun dapat dilengkungkan dengan penguapan (steamed bentwork) dengan hasil cukup baik. Keawetan kayu ini tergolong sedang dalam paparan cuaca; daya tahan bila digunakan langsung berhubungan dengan tanah di wilayah tropis mencapai 3 tahun. Cukup tahan terhadap serangan kumbang bubuk dan penggerek laut, kayu dungun tidak tahan terhadap serangan rayap.[3]
Kayu dungun tidak umum dipakai karena tidak banyak dihasilkan: batang utamanya acap terpilin, kerdil, atau bercabang rendah. Karena sifat-sifatnya, kayu dungun hanya digunakan untuk membuat peralatan rumah tangga, alu penumbuk, tiang pancang dan lain-lain. Eksemplar yang besar terkadang juga digunakan dalam pembuatan kapal dan jembatan. Sifatnya yang dapat dilengkungkan dengan hasil baik, diperlukan dalam pembuatan mebel.[3]
Kayu mengkulang merupakan kayu yang sedang (moderat) pada kekerasan dan beratnya; kerapatannya berkisar antara (520-)640-820(-990) kg/m³ pada kadar air 15%. Kayu terasnya berwarna kemerah-merahan-cokelat hingga cokelat pekat, kadang-kadang agak merah muda-cokelat; sedangkan gubalnya kuning-cokelat hingga kemerah-merahan. Serat kayunya lurus hingga bertaut dangkal, teksturnya kasar dan cukup rata.[3]
Penyusutan kayu mengkulang tergolong sedang hingga cukup tinggi; dari keadaan basah hingga kadar air 15%, kayu ini menyusut sebanyak 1,3-1,7% pada arah radial dan 3,0-3,8% pada arah tangensial. Kayu ini lekas mengering, tetapi cenderung agak melengkung dan terjadi retak permukaan; papan setebal 4 cm memerlukan waktu sekitar 3 bulan untuk mencapai kondisi kering udara. Sebagaimana pada kayu dungun, kayu ini pun banyak mengandung silika, sehingga agak sukar dikerjakan. Akan tetapi kayu mengkulang mudah dipelitur. Juga mudah dikupas untuk dijadikan venir dengan hasil memuaskan. Keawetan kayu ini termasuk rendah-sedang, penggunaan di wilayah tropis bila kontak langsung dengan tanah berkisar antara 2-2,5 tahun. Ia juga rentan terhadap serangan rayap dan penggerek laut, meskipun cukup tahan terhadap kumbang bubuk. Namun ia mudah diawetkan; misalnya dengan campuran kreosot dan minyak diesel.[3]
Kayu mengkulang termasuk cocok digunakan untuk berbagai keperluan konstruksi interior, lantai, plafon, rangka atap, kusen pintu dan jendela, tangga rumah, dan furnitur; juga untuk konstruksi kapal pada bagian-bagian di atas air. Juga untuk konstruksi berat dan pertukangan dalam rupa papan dan balok, tiang pancang atau fondasi (dengan pengawetan lebih dulu), bahkan tiang kapal.[3]
Beberapa spesies beserta agihannya, di antaranya:
Heritiera adalah nama marga pepohonan penghasil kayu, tergolong ke dalam suku kapas-kapasan (Malvaceae). Marga ini menghasilkan dua jenis kayu yang keras dan berat, yang diperdagangkan sebagai kayu dungun, dan yang sedikit lebih ringan yang dikenal sebagai kayu mengkulang. Nama marga ini diambilkan dari nama seorang ahli botani bangsa Prancis dari abad-18, Charles Louis L'Héritier de Brutelle.
Dungun dikenal pula dengan sebutan yang lain seperti dungon (Mly.); dungon atau dungon late (Fil.); duhun, ngonkai-thale (Thai); kanazo, pinle-kanazo (Burma). Sedangkan nama-nama lain mengkulang, di antaranya, palapi atau teraling (Ind.); kembang (Mal., Brunei); lumbayau (Fil.); hao (Laos); kanazo (Burma).
Heritiera Aiton, 1789 è un genere di piante della famiglia Malvaceae.[1]
Il genere comprende le seguenti specie:[1]
Heritiera is een geslacht uit de kaasjeskruidfamilie.
Heritiera is een geslacht uit de kaasjeskruidfamilie.
Heritiera é um género botânico pertencente à família Malvaceae[1].
Heritiera é um género botânico pertencente à família Malvaceae.
«Heritiera — World Flora Online». www.worldfloraonline.org. Consultado em 19 de agosto de 2020Chi Cui (Heritiera) là một chi thực vật có hoa thuộc họ cẩm quỳ, họ Malvaceae.
Các loài được công nhận bao gồm:
Có khoảng 40 danh pháp loài chưa được dung giải. Một số danh pháp bao gồm:
Chi Cui (Heritiera) là một chi thực vật có hoa thuộc họ cẩm quỳ, họ Malvaceae.
Heritiera Aiton, 1789
СинонимыЭритье́ра, также херитиера (лат. Heritiera), — род деревьев и кустарников семейства Мальвовые (Malvaceae), произрастающих в тропических районах Азии, Африки и Австралии. Некоторые виды являются источником ценной древесины.
Листья супротивные с прилистниками, большей частью простые. Цветки преимущественно однополые, радиально симметричные.
Род включает около 10 видов[2]:
В ходе ревизий состава рода систематическое положение некоторых видов пересмтривалось, например Эритьера полезная может быть отнесена к роду Tarrietia[4], хотя в ряде источников эти роды объединены[5].
银叶树属(学名:Heritiera)是梧桐科下的一个属,为乔木植物。该属共有35种,分布于东半球热带地区。[1]